Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

"Apakah semua baik-baik saja?" Aku mendekati Lesta, yang sedang memeriksa formasi rangkaian di seberang kolam.


Dia mencangkung di samping dinding, mengabaikanku selama beberapa detik. Ada sebuah kacamata pembesar pandangan di matanya, sama seperti yang digunakan Izzi saat bekerja dengan komponennya. Aku menghitung hingga dua belas dalam pikiranku, sebelum dia akhirnya menjawab.


"Sejauh ini baik," katanya sambil mengalihkan pandangannya ke formasi lain.


Aku melirik para pekerja, yang menghela nafas lega kecil. Mereka masih terlihat cemas meskipun--akan tetap begitu, sampai Lesta menilai semua baik-baik saja dan memberi mereka izin. Jika ada kesalahan atau sesuatu yang dianggap berbahaya, mereka harus mengganti seluruh bagian, bukan hanya satu formasi. Lagi pula, setiap mantra di sini terhubung.


Mengingatkanku setiap kali Eruha memeriksa pekerjaan rumahku.


Itu hal yang baik pekerja konstruksi tidak dibayar per jam di sini