Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Dengan diam-diam, mereka berlari melintasi ladang bluegrass dan memasuki taman yang indah dengan bunga-bunga yang mulai mekar.


Betapa indahnya tempat itu jika mereka melihatnya saat siang hari? Zarfa mendesah dan mencoba fokus pada misi mereka. Jika mereka tidak harus terburu-buru dan bersikap semenyembunyikan mungkin, dia akan menikmati tempat itu sebanyak yang dia bisa sebelum melakukan apapun.


Dan, melihat pasangannya, sepertinya dia tidak sendirian dalam pikirannya. Sang ahli elemen telah berulang kali melirik puncak menara dengan mata penuh kerinduan. Namun pada akhirnya, dia hanya mendesah dan mengutus angin lembut di sekitar tubuh mereka, membuat mereka lebih ringan sehingga bisa memanjat dinding menara.


"Tampaknya tidak ada sihir alarm di dinding," Fatia memberitahu gadis tersebut.


Lair of Greed