pada akhirnya, itu yang orang lakukan di bulan madu

"Aku minta maaf--Tuhan, aku sangat minta maaf!"

Natha menaruh kepalanya di pangkuanku dan berlutut di lantai, memeluk pinggangku erat dengan tangan yang gemetar. Dia sudah dalam keadaan ini selama lima belas menit, meminta maaf berulang kali sampai aku bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa sebagai tanggapan.

Itu adalah hal pertama yang dia lakukan setelah aku bangun. Masih dalam keadaan linglung setelah...berapa hari ya? Oh, aku tidak tahu. Pokoknya, aku masih terlalu bingung untuk bereaksi, duduk di tepi tempat tidur dengan kebingungan karena semuanya sudah bersih dan diperbaiki dan aku sudah bersih serta berpakaian rapi.

Aku baru mulai menggosok mata dan menguap lebar ketika pintu tiba-tiba terbuka seperti dalam keadaan panik atau semacamnya. Wajar saja, karena orang yang membukanya bahkan lebih panik. Dia pucat, seolah-olah semua semangat yang dia alami beberapa hari sebelumnya telah tersedot habis.