Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Kelihatannya, salah satu janji yang Natha buat kepada Jade adalah bahwa burung kecil--atau anak laki-laki--itu boleh tidur bersama kami sesekali--yang sering Jade gunakan pada awalnya untuk menggantikan waktu aku jauh darinya.


Terutama saat Jade menjadi anak laki-laki, karena dia ingin tidur dengan memelukku. Bagaimana mungkin aku menolak permintaan yang begitu menggemaskan?


Tetapi, itu cukup lucu, sebenarnya. Secara alami, karena baik anakku maupun suami saya ingin memelukku, aku harus tidur di tengah--memeluk Jade sementara Natha memelukku dari belakang. Namun, lebih sering daripada tidak, aku akan bangun dengan Jade tidur di antara aku dan Natha.


Ini adalah sesuatu yang hanya bisa kamu lakukan ketika kamu siap