"Ulang tahunmu?" Natha memiliki ekspresi terkejut yang sama seperti diriku ketika aku memberitahunya nanti sebelum makan malam.
Sambil menepuk anak yang mengantuk di pangkuanku, aku mengangguk sebagai balasan.
"Jadi... bukannya pesta ulang tahun, kita malah akan melakukan proses yang mengancam jiwa itu?" dia mengernyitkan dahi.
Ah...
Ku lihat kerutan di atas mata, ketidaksetujuan yang nyata di wajahnya. Sebelumnya, aku sempat berpikir ini adalah hadiah untukku, tetapi jelas dia berpikir sebaliknya.
Mengancam nyawa, ya...
Sebenarnya, dia benar. Tapi aku telah berhenti memikirkan aspek berbahaya karena melahirkan selalu sulit tidak peduli apa pun. Selain itu, Ratu masih melahirkan beberapa anak--termasuk nenekku--dan selamat.
"Bukankah itu sebabnya kita mencari hari terbaik?" aku tersenyum sambil membelai rambut Jade. "Agar tidak terlalu mengancam nyawa."