Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Jika ini adalah tanggal lain, kita mungkin perlu mempertanyakannya. Tapi ini... terlalu kebetulan untuk memiliki arti lain, bukan?


"Apakah catatannya dimulai dua puluh empat tahun yang lalu?" tanya Natha.


Sang Pahlawan mengangguk, dan itu cocok; artinya orang itu mengunjungi Valmeier pada ulang tahunnya yang pertama. Dan...


"Apakah dia berhenti mengunjungi karena..."


Zarfa tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi semua orang tahu apa yang ingin dia tanyakan. Mungkin, sejak awal, 'dia datang sendirian' berarti... yah, tidak ada yang bisa dibawa, dan akhirnya...


Huh--tidak penting. Apakah orang tua Valmeier masih hidup atau tidak, hal yang penting adalah tanggal lahir. "Jadi ini berbeda," aku menghela napas dengan kekecewaan tetapi segera menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, hanya satu hari. Kita harus tetap pada tanggal dua puluh tiga."


"...atau kita bisa melakukannya tengah malam," Natha mengangkat bahu.


Ketika petunjuknya ada di tanganmu sepanjang waktu