"Pangeran kecil kesayanganku!" Ketua Nenek memelukku erat saat aku turun dari tangga di sisi jalan air terjun. Dia memegang pipiku dan tersenyum lebar. "Kamu terlihat bersinar! Dan jauh lebih sehat!"
Apakah itu cara dia mengatakan bahwa aku terlihat lebih gemuk sekarang? Aku menepuk pipiku saat dia melepaskan wajahku, bertanya-tanya berapa banyak berat badan yang aku naikkan sejak pernikahan. Ah, tapi--Natha menyukainya.
"Ayo, ayo--yang lain sudah menunggu!" dia menggandengku dan Natha--yang sedang menggendong anak kecil Jade--menuju Pohon Agung. "Kalian datang tepat waktu!"
Memang, tepat waktu. Tengah malam tiba sekitar lima menit sebelum kami mendarat, dan aku mendapatkan ciuman ulang tahun paling spektakuler selama satu menit penuh di langit.
Hanya satu menit penuh, karena Jade mendorong Natha ke samping supaya dia bisa mencium pipiku sendiri.