Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Kamu tahu adegan dalam drama di mana suami pulang larut malam karena pekerjaan, dengan ekspresi lelah dan bau alkohol?


Tak pernah terpikir aku akan mengalami hal itu di dunia lain. Betapa mendebarkan hidup ini.


Natha bahkan tidak berkata apa-apa saat aku melepas rompinya, mendudukkannya di sofa kamar, dan mengambilkan segelas air untuknya—berpura-pura menjadi suami rumah tangga. Secara teknis, aku memang suami yang tinggal di rumah juga, tapi aku tidak melakukan pekerjaan rumah sama sekali, jadi...


Maksudku berpura-pura, bukan melihatnya kelelahan.


"Nat? Ada sesuatu yang salah?" tanyaku setelah menikmati lima menit bermain peran rumah, sambil mengelus rambutnya ketika dia bersandar di sandaran dengan mata terpejam dan alis yang berkerut.


"Hmmh," dia membuka matanya dan mengangkat tangannya alih-alih menjawab.


Kumiringkan kepala selama dua detik, tersenyum, lalu naik ke pangkuannya dan memeluknya. "Seperti ini?"


Ternyata kita bisa bermain rumah di luar bulan madu