Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Wow...aku lupa kapan terakhir kali aku bangun dengan perasaan yang se-segar ini.


Tubuhku tidak terasa berat, dan pikiranku tidak terasa lamban. Aku bangun dengan kepala yang jernih daripada merasa ingin menyelam kembali di bawah selimut meskipun tidur larut malam sebelumnya.


Tunggu...bukan karena aku tanpa sadar tidur sampai hari berikutnya lagi, kan?


[Tidak, ini adalah pagi berikutnya. Kamu tidur selama tujuh jam dua puluh menit]


Wow...bagaimana Salamander ini bisa tahu? Apa dia tidak tinggal semalaman untuk menghitung waktu tidurku seperti smartwatch?


Oh, tidak apa-apa. Aku melompat dari tempat tidur dan berlari kecil ke balkon. Membuka pintu ganda lebar-lebar, aku menarik napas dalam yang membawa sehembus mana. "Oh~" Aku sedikit menggigil pada sensasi yang sudah lama tidak kurasakan. "Betapa menyenangkan!"


Suami saya adalah yang terbaik dalam membuat kejutan