Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Aku menghabiskan waktu minum tehku dengan kue-kue di satu tangan dan transfusi mana di tangan lainnya.


Kami melakukannya di rumah kaca kali ini, tetapi daripada menggunakan mana Natha, kami bereksperimen dengan mana Amarein. Dia harus kembali sebelum makan malam, jadi kami tidak bisa menundanya sampai makan malam, itulah mengapa kami mengadakan pesta teh perpisahan ini.


Sekali lagi, Natha memulai prosedur, dan D'Ara menutup mata burung kecil itu saat tindakan jarum dilakukan. Baru setelah mana hijau muda mengalir ke dalam sistemku, Jade keluar dari penjaranya.


"Iya; rasanya seperti mana yang aku serap saat aku berada di pemukiman druid," aku mengangguk.


"Jadi, kamu tidak punya masalah dengan mana druid?" tanya Neel; tentu saja jawabannya terlihat jelas dari wajahku yang santai, tetapi dia tetap untuk lapor--dan untuk tetap pada konsep perawat.


Ketika Anda sudah menikah, pasangan Anda harus menjadi prioritas utama Anda.