Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Apakah karena yang lain lebih kejam dibandingkan? Atau karena aku tidak melihat mereka secara langsung? Untuk sementara, aku benar-benar lupa tentang keterlibatan incubi dalam semua ini.


Namun, mereka hampir terlihat seperti pengamat yang terseret dengan preman tetangga karena seseorang yang dulu menjadi pemimpin geng berkata mereka akan melakukan sesuatu yang keren. Itu adalah kebetulan yang menyenangkan bahwa hal itu juga melibatkan balas dendam kepada orang-orang yang mereka anggap sebagai 'musuh' mereka.


"Benar!" Aku menepuk tangan setelah Natha meletakkanku di rumah kaca. "Aku tidak melihat incubi itu tadi; apakah mereka tidak ada di penjara bawah tanah?"


"Tidak," Natha membunyikan bel yang secara ajaib terhubung ke lemari makanan pribadi kami, memberi tahu para pelayan bahwa kami akan minum teh di rumah kaca. "Sayangnya, brengsek itu masih anggota keluarga kerajaan."


Masalah keluarga perlu diselesaikan oleh anggota keluarga