Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Tiga hari setelah Heraz memberi kami berita bahwa sang Pahlawan dan rekan-rekannya telah menyelesaikan misi mereka, dua manusia yang menyamar tiba di Kastil Lord. Memakai jubah dan anting-anting yang membuat mereka terlihat seperti setan biasa.


Saat mereka melihatku, mereka melemparkan jubah mereka dan pada dasarnya melompat ke arahku dengan cukup semangat untuk mengisi banyak bulan kami tidak bertemu. Apa sudah delapan bulan? Wow, betapa waktu berlalu cepat...


Dan mereka memancarkan jenis energi yang dimiliki seseorang yang baru kembali dari liburan—bukan dari misi.


"Valen--oh, Dewi...apa ini?" Perhatian Aina hanya tertuju kepadaku sesaat sebelum berpindah ke perangkat yang terhubung denganku. Mereka tiba tepat saat transfusi—yang kami putuskan aku lakukan setiap kali mana-ku turun di bawah lima puluh persen—dan jadi aku harus menerima mereka sambil mengisi mana-ku di ruang tamu.


Apakah ada hal seperti 'tante gula'?