Xu Rufeng bisa merasakan, kegilaan Fu Shiyan.
Meski menjadi teman sekelas selama beberapa tahun, dia belum pernah melihat Fu Shiyan kehilangan kendali seperti ini.
Tanpa menunda, Xu Rufeng berkata, "Oke, tunggu sebentar."
Dia menutup telepon dan mengetuk pintu ruang pemeriksaan.
Tidak ada respon dari dalam.
Dia mengetuk lebih keras beberapa kali, "Saya punya urusan mendesak terkait Shen Feiwan. Tolong berhenti sebentar, saya perlu masuk."
Masih, tidak ada suara dari dalam.
Xu Rufeng mulai panik juga.
Apakah mungkin benar-benar terjadi sesuatu?!
Tapi bagaimana mungkin ada yang salah di siang bolong di rumah sakit.
Xu Rufeng mencoba menenangkan dirinya.
Dia terus mengetuk pintu, "Buka pintunya, atau saya akan masuk sendiri!"
Masih tidak ada respon dari dalam.
Xu Rufeng mulai kehilangan kesabaran.
Dia mencoba memutar gagang pintu untuk masuk, tetapi pintu terkunci dari dalam dan tidak terbuka.