"Ya ampun.
Aku tidak tahu apa yang salah denganku.
Mengapa aku menjadi begitu marah?
Mohon maaf atas perilakuku tadi," Arabella meminta maaf kepada suaminya.
"Tidak, kamu memang berhak marah.
Itu kesalahanku karena bersikap kekanak-kanakan.
Aku seharusnya tidak melakukan itu hanya untuk membuatmu cemburu-"
"Aku tidak cemburu.
Sama sekali tidak," Arabella segera berkata dengan suara tegas.
Alwin menuangkan secangkir teh lagi untuknya, mengira dia belum tenang.
[Dia memang cemburu sebenarnya.
Bagaimana lagi kamu menyebutnya?
Sepertinya dia sudah lebih menyukai Yang Mulia daripada yang dia sadari.
Aku belum pernah melihatnya sebegitu marahnya karena wanita lain.
Aura dan ekspresinya tadi sungguh mengejutkan.] Alwin berpikir.
'Kamu terlalu banyak mengartikan.
Aku hanya begitu kesal pada pelacur itu.
Dia bahkan tidak lebih baik dariku saat aku berpura-pura menjadi penggoda tetapi dia pikir dia bisa mendapatkan suamiku begitu saja.
Grrr.
Dia seharusnya tahu tempatnya.