Di gunung Obat Ilahi, Su Han, yang berpakaian serba putih, seperti hantu. Kehadirannya hampir sudah dikenal di seluruh gunung.
Pintu masuk ke gunung Obat Ilahi disegel, dengan runa di atasnya. Semua suara di dalam tidak bisa terdengar dari luar, dan semua suara dari luar tidak bisa terdengar dari dalam.
Selain dari para murid Sekte Damai, Paviliun Transformasi Ilahi, dan Istana Satu Tebasan, para murid dari tujuh sekte besar lainnya sering berteriak di dalam gunung Obat Ilahi.
Teriakan itu sangat menusuk, terdengar seperti rasa ketakutan, kesedihan, dan lebih lagi, kemarahan dan ketidakrelaan.
"Ini adalah makam Pedang Abadi ke-24 ribu," kata Su Han, matanya berkilap saat dia melihat seorang pemuda yang tidak jauh dari situ, yang menatapnya dengan penuh rasa dendam, seolah ingin menghancurkan giginya karena mengertakkan gigi.
Di sekitar pemuda itu, ada juga penjara cahaya yang membatasi dia dan akhirnya meledakkan dia hingga mati.