"Kita sedang menyatakan cinta satu sama lain; anakku baru saja memanggilku ayah. Bukankah itu luar biasa?" Muyang berteriak. Suaranya penuh dengan kesombongan dan kebanggaan.
Chi Lian berputar begitu cepat sehingga ia menjatuhkan mangkuk air yang telah disiapkannya untuk Mutiara.
"Sial." Dia mengutuk.
"Bahasa," Nyonya Tua berkata kepadanya.
"Maaf." Dia menundukkan kepala dengan malu tetapi kemudian teringat apa yang baru saja Muyang katakan dan menoleh ke atas. Dia melompat dan segera berjalan mendekat ke Muyang dan Pendeta Kecil.
"Apa katanya tepatnya?" dia bertanya sambil keliling Muyang, berjalan ke ujung tempat Pendeta Kecil menghadap.
"Dia bilang ayah." Muyang berbalik, mencegahnya melihat wajah Pendeta Kecil.
Sebaliknya, dia malah menghadapinya dan wajah sombongnya yang bibirnya melengkung ke atas membentuk senyum. "Dua kali." Kata dia dengan gembira.