"""
Ling Que tidak mampu menahan tekanan yang begitu luar biasa dan terhuyung mundur beberapa langkah hingga sebuah pohon kamper menghentikan gerakannya.
Setetes darah segar mengalir dari sudut bibirnya, sebuah pemandangan yang mengejutkan.
Di sampingnya, Xuanyuan Shangchen tetap berdiri di sana, tanpa bergerak sedikit pun, memandang tekanan yang menggelora seolah itu bukan apa-apa, seteguh batu karang.
Kain hitam di mantel panjangnya berkibar tanpa angin, membawa serta dingin yang menusuk tulang.
Mo Zhixuan berdiri di seberang mereka berdua, sudut bibir dinginnya sedikit melengkung, ekspresinya sedingin biasanya, seolah wajahnya tertutup lapisan es.
Lengkungan senyumnya tidak mengubah apapun.
Ini adalah pertarungan antara para raksasa.
Hasilnya masih belum pasti.
Ling Que tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun; rasa sakit seperti penahanan yang tertekan memenuhi matanya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dia merasa Malaikat Maut begitu dekat dengannya.