"Bajingan, apa kamu sedang mencari mati!" Ficknilas mengangkat Pedang Lunaknya dan menusukkannya ke arah tenggorokan Aiven.
Pupil Aiven menyempit, rasa krisis hidup dan mati menyelimuti dirinya.
"Apa aku benar-benar akan mati di tangan bajingan Ficknilas ini?" Hati Aiven dipenuhi dengan ketidakpuasan dan kemarahan, berteriak dalam batinnya: "Aku menolak! Aku menolak!"
Sejak Aiven mengetahui kebenaran tentang masa lalu dari mulut Caesar, dia telah membuat sumpah rahasia tak terhitung kali dalam hatinya: Keluarga Nilas harus membayar harga atas kejadian waktu itu! Dia harus membunuh Ficknilas—orang yang memaksa racun ke tenggorokan ibunya dengan tangan sendiri!
Tapi sekarang, menghadapi Ficknilas di Domain Semi-Dewa, apakah dia akan mati di tangan Ficknilas juga? Apakah benar-benar tidak bisa membalas dendam pada ibunya?