Brak!
Dua tinju yang sama cepatnya bertabrakan dengan dahsyat di udara.
Kretek!
Setelah itu, suara yang membuat hati semua orang berdebar kencang—suara tulang patah—bergema di telinga mereka.
Pertempuran seperti itu telah terjadi dalam sekejap mata, dan ketika para penonton mengalihkan pandangan mereka kembali ke pertarungan, mereka menemukan bahwa situasi keseluruhannya telah berakhir.
Tinju Liang Fei dipadukan dengan kekuatan spiritual yang kuat, dan meski tinju Naga Biru cukup keras, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan kekuatan batin seorang Esper? Suara tulang patah yang hampir memecahkan gendang telinga memang berasal dari tinju miliknya sendiri.
Dalam bentrokan tinju dengan Liang Fei, tulang yang menonjol dari jari telunjuk dan jari tengah pada tinju kanan Naga Biru semuanya patah. Rasa sakit yang mengerikan itu, bahkan bagi pria yang tangguh dan kuat seperti Naga Biru, membuat keringat dingin membanjiri dahinya, dan lengannya yang terkulai sedikit bergetar.