Memikirkan hal itu, Lucille tidak bisa tidak merenung. Ternyata, setiap kali dia datang ke sekolah, bukan untuk belajar, tetapi untuk mengajarkan muridnya.
Bagaimanapun, tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia adalah orang yang setuju untuk menerimanya.
Lucille mengucapkan selamat tinggal kepada Jane.
"Sampai jumpa lagi."
Jane berdiri di pinggir jalan. Melihat Lucille hendak pergi dari sekolah, Jane terus-menerus merapikan pakaiannya. Akhirnya, dia tidak bisa tidak bertanya dengan hati-hati, "Lucille, k-kita akan menjadi teman mulai sekarang, kan?"
Lucille meliriknya dan tersenyum samar. "Apa yang kamu pikirkan?"
Itu berarti ya.
Jane tersenyum cerah dan melambaikan tangannya dengan antusias. "Sampai jumpa lagi, Lucille!"
Lucille mengangguk dan pergi dari sekolah.
Dalam perjalanan pulang, dia berhenti di persimpangan saat menunggu lampu merah. Mungkin dia berhalusinasi, tapi dia terus merasa seperti ada seseorang yang mengawasi dan mengikutinya.