Lucille merasa terhibur. Dia menyandarkan dagunya pada tangan dan berpikir sejenak. "Hm... Nama apa yang sebaiknya aku berikan padamu? Bagaimana kalau aku memanggilmu Elang Kecil? Sederhana dan mudah diingat."
Elang itu menjadi semakin marah.
Sederhana dan mudah diingat? Jelas itu sebatas nama seadanya!
Ia ingin protes, tapi ketika melihat wajah Lucille yang tersenyum, ia bergidik.
Sialan. Dalam menghadapi majikan baru yang secantik ini, ia tak bisa menyuarakan satu kata pun ketidakpuasan. Sebaliknya, ia malah bersemangat dan senang punya nama.
Elang itu mengangkat kepalanya dengan bangga dan berusaha sekuat tenaga untuk memamerkan pesonanya.
Lucille mengambil semangkuk makanan lagi untuknya. Pada saat yang sama, Molly datang mengetuk pintu dengan anak kucing di pelukannya. Lucille membiarkannya masuk.
Di dalam ruangan, elang dan kucing itu saling menatap dengan mata bulat mereka untuk waktu yang lama.
Di tengah kebuntuan, bulu anak kucing itu langsung berdiri tegak.