"Ya!"
Lucille merespons dengan cara yang imut.
Tidak ada yang menyadari bahwa sebelum Charles berbicara, cahaya hitam samar berkedip di kalung yang dipakainya.
Karena liontin kalung itu tersembunyi di dalam pakaiannya, tidak ada yang melihatnya.
Bahkan Charles sendiri tidak menyadarinya.
Dia hanya merasa bahwa sebagian kecil dari ingatannya tampak kabur, tetapi dia tidak bisa mengingat dengan tepat apa itu.
Satu-satunya saat dia merasa kepala jernih adalah ketika dia melihat Zoey. Yang bisa dia pikirkan hanyalah bahwa dia harus melindungi dan menaatinya.
Perintah dan keyakinan itu tampak terukir dalam tulangnya. Dia tidak perlu berpikir atau ragu sama sekali. Itu telah menjadi naluri.
Charles menggelengkan kepalanya, dan rasa kehilangan itu dengan cepat menghilang. Detik berikutnya, wajahnya dipenuhi dengan senyuman yang cemerlang dan penuh kasih sayang.
"Zoey, apa yang ingin kamu makan untuk makan malam?"
"Apa saja?"
"Apa saja."