Kalau bukan karena banyak tetua yang tinggal di rumah, dengan sifat Jiang Yexun yang tak pernah puas, tak akan ada istirahat semalaman. Pada akhirnya, dia menghitung waktunya, memastikan istri kecilnya tidur cukup lama agar tidak merasa malu, sebelum dengan enggan mengakhiri malam itu.
Melihat gadis muda di pelukannya, dari tulang selangka ke bawah, semuanya tertutup dengan bekas yang dia tinggalkan, dia hanya merasa hangat di matanya. Dia cepat-cepat memeluk gadis itu erat ke dadanya dan menciumnya, menikmati aroma tempat tidur mereka sesaat, sebelum bangkit untuk mengambil air hangat.
Setelah memeras handuk, Jiang Yexun dengan cermat mengelap tubuh istri kecilnya. Melihatnya bangun akibat tindakannya, ingin membuka matanya tapi kekurangan tenaga, dia cepat menunduk dan mencium keningnya.
"Jadilah anak baik, kamu tidur dulu, aku akan segera selesai," katanya.