""Apa-apaan ini?"
Tate mendekatiku dari kegelapan saat kata-kata itu meluncur dari bibirku. Senyum dingin bermain di bibir merah mungilnya yang montok. Bahu lebar dan tubuh yang tegap biasanya membuatku terpesona, tetapi sekarang ini aku harus waspada.
"Dengar, aku tahu kamu mungkin bingung, tetapi aku janji bisa menjelaskan." Dia mengeluarkan tangannya dari saku, mengangkatnya seolah hendak mengatakan dia tidak bermaksud menyakiti.
Secara instinktif aku mencoba menghindarinya, berlari kearah dapurku dengan cepat. Aku mencari pisau daging yang tersimpan aman dalam laci, hanya untuk dihentikan langkahku. Sekali lagi, pegangan kuat di pinggangku menarikku kembali, mendorongku ke dada yang kokoh. "Jangan lakukan itu. Aku menyelamatkanmu, ingat?"
"Kamu seorang pemburu sialan!" Aku berteriak, hanya untuk tangannya menutupi mulutku.