Walaupun bersenang-senang dengan Brina dan Faeryn sangat menyenangkan, itu bukanlah yang benar-benar aku butuhkan. Hari-hari telah berlalu, tetapi aku masih merasa tersesat seperti sebelumnya, bahkan sebelum aku melangkah ke ambang pintu Brina dan Tatum. Namun, ada sisi positifnya, pamanku tidak sekeras kepala seperti di hari pertama. Bahkan, dia tampaknya kurang khawatir atau peduli tentangku dan lebih fokus pada situasi yang sedang dihadapinya. Terutama karena Bibi Cassie memanggil kami semua untuk rapat.
Yang saat ini aku merasa akan membuatku kena masalah.
Mataku berkeliling aula besar, memperhatikan desain marmer putih di dinding yang bercampur dengan bunga dan kayu keras dari alam Fae. Raja dan Ratu—Bibi dan Paman tercinta—duduk di atas takhta putih leluhur kami, atau setidaknya begitulah ibu menyebutnya, menatap kami selagi Brina mencoba menjelaskan apa yang telah kami lakukan dan mengapa kami masih belum lebih dekat pada solusi.