Bab 279: Atlas

"""

Pikiran-pikiranku adalah sebuah simfoni tanpa henti, berdenyut dengan kenikmatan dan penyesalan atas malamku bersama Pandora. Kenangan tentangnya menguasai diriku, menenggelamkan segalanya dengan paduannya yang memikat. Tidak peduli seberapa keras aku mencoba mengusirnya dari pikiranku, menyebutnya sebagai momen kelemahan, sebuah kelengahan sesaat di mana aku menyerah pada keinginanku dan mengklaimnya seperti yang selalu aku impikan, aku sama sekali tidak bisa.

Aku telah menginginkannya sejak hari-hari masa kecil kami. Dengan setiap tahun yang berlalu, perasaanku hanya semakin kuat, tumbuh sekuat dan keras seperti besi. Sekarang, setelah akhirnya aku merasakan manisnya dirinya, setelah aku memeluknya dalam pelukanku dan merasakan napasnya bercampur dengan napasku, aku hanya terus menginginkan lebih dari apa yang aku tahu tidak bisa aku miliki.