Bab 508 : Berciuman di Lantai Dansa

*Tallon*

Aku membungkuk di atas mejaku, melihat denah lantai, tapi aku sama sekali tidak bisa fokus. Satu-satunya hal yang sepertinya bisa kupikirkan akhir-akhir ini adalah mata biru Natalia yang mencolok dan bagaimana rambut coklatnya yang halus dengan sempurna membingkai wajahnya.

Aku menghela napas dan mengusap kening, merasa seperti seorang idiot. Dia mungkin bahkan tidak mengingatku. Kami sudah bertukar nomor, tetapi aku belum mendengar kabar darinya selama lebih dari seminggu. Meskipun aku sangat ingin meneleponnya dan mengajaknya kencan, aku juga ingin dia yang memulai langkah terlebih dahulu.

Jelas dari percakapan kami bahwa dia sangat mandiri, dan hal terakhir yang aku inginkan adalah menekan kebebasannya. Tapi ketika hari-hari berlalu dan aku mendapati pikiranku tidak bisa lepas dari bayangan tentang dirinya, aku memutuskan sudah saatnya untuk menghubunginya.