*Tallon*
"Sialan kau. Kau hanya pembohong," aku mendesis pada Ivan, tidak mengizinkan diriku bahkan mulai mempercayai kata-katanya.
"Oh, aku jamin, aku tidak akan berbohong tentang hal semacam ini," katanya dengan tenang. "Lagi pula, ibunya tidak akan senang dengan ini. Aku curiga aku harus menghabiskan bertahun-tahun berikutnya meminta maaf kepada saudara perempuanku atas apa yang akan kulakukan."
Otakku berpacu. Aku melirik dari wajah ke wajah, mencoba menilai apakah Ivan mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Apakah dia benar-benar akan serendah ini untuk membahayakan keponakannya sendiri? Aku tidak yakin. Aku benci fakta bahwa dia tahu bahwa Natalia adalah titik lemahku. Bahkan meskipun aku tahu dia telah mengkhianatiku, aku tetap tidak ingin dia berada dalam bahaya.