PANDANGAN AMELIA
Kaden berdiri di depanku seperti patung yang megah. Tanganku masih berada dalam genggamannya dan aku bisa merasakan bobot tatapannya seperti elang yang selalu mengawasi. Intensitas tatapannya cukup untuk membuat pria dewasa merasa tidak nyaman. Dia menatap seolah-olah dia tahu semua rahasiamu dan dia bisa melihat melalui kulit dan tulangmu ke bagian terdalam dari hati dan jiwamu dan seolah-olah dia bisa melihat bahkan hal-hal yang kamu usahakan untuk sembunyikan.
Aku mencoba untuk tidak merasa tidak nyaman di kursiku tapi itu sulit terutama karena aku tidak bisa membawa diriku untuk menatap ke atas padanya. Aku bisa merasakan dia menatap tajam kepadaku dan aku tahu dia ingin aku menatap ke atas tapi aku tidak bisa membawa diriku untuk melakukannya. Tatapannya dan tangannya yang memegang tanganku membawa seluruh keberadaanku menjadi terlalu bersemangat dan aku tidak mengerti mengapa itu terjadi.