P.O.V. AMELIA
Kaden memeluk leherku sambil bibirnya merengkuh milikku. Dia condong kepadaku dan dominasi yang memancar dari kehadirannya sudah cukup membuatku menekan pahaku rapat-rapat dan mendesah pelan. Dia menggunakan kesempatan tersebut untuk meluncurkan lidahnya ke dalam mulutku dan yang bisa kuperbuat hanyalah mencoba mengikuti arahannya saat dia merengkuhku. Lidahnya menjelajahi dalam mulutku sambil tangannya yang bebas membuka pahaku agar dia bisa menempatkan dirinya di antaranya.
Tangannya tetap melingkar di leherku sementara yang lainnya mengusap pahaku sampai akhirnya berhenti di pinggulku. Dia mencengkeram kulit lembut dengan kuat dan mengangkat satu kakiku melewati pinggangnya sehingga kekerasannya menyentuh bagian intimku. Mataku terpejam rapat dan desahan serak terdengar dari tenggorokanku. Vaginaku berdenyut penuh kebutuhan dan Kaden tahu itu karena dia menggeram pelan dan menjauh dariku.