BAB 63

PANDANGAN AMELIA

Pipi saya memanas merah baik karena rasa malu maupun gairah. Saya menginginkannya tapi saya tidak bisa menemukan kekuatan dalam diri untuk mengucapkan kata-katanya. Kaden menunggu dengan sabar agar saya berbicara tapi sambil menunggu, ia mengusap rambut dari leher saya dan memberikan ciuman lembut di sana. Saya mengeluarkan desahan saat dia mencium bagian tertentu dan bibirnya melengkung ke atas dalam senyum miring.

"Saya butuh jawaban, Amelia," dia bernafas di leher saya. "Anda tidak perlu mengatakan apa yang Anda inginkan. Saya hanya ingin mendengar angkanya."

Pipi saya memanas dan saya menutup mata. "Pilihan ketiga," saya bergumam dan dia membeku.

Dia mundur untuk menatap saya dan mencari tanda-tanda ragu di mata saya. "Apakah Anda yakin? Kita tidak perlu melakukan ini jika Anda tidak ingin Amelia, tidak ada buru-buru."

"Saya ingin."