PANDANGAN AMELIA
Kaden berubah dari cemas menjadi bingung lalu terangsang dalam kurang dari tiga detik. Pada detik pertama, dia membuka mulutnya mungkin hendak menegur saya karena telah mengunci pintu dan membuatnya khawatir, dan pada detik berikutnya, dia menutupnya dan menatap saya dengan mata gelap yang hitam pekat sehingga saya tidak bisa membedakan pupilnya. Dia mengulurkan tangan ke arah saya tapi saya mundur selangkah dan memberi isyarat agar dia masuk. Untuk satu kali ini, Kaden tidak protes. Dia hanya mengangguk dan melakukan apa yang saya minta.
Saya mengunci pintu di belakangnya dan bersandar padanya. "Bagaimana penampilan saya? Ini baju baru dan saya pikir saya harus mencobanya. Kamu suka?"
"Suka?" dia mengejek, "Saya sialan suka sekali. Saya akan lebih suka lagi kalau kamu membiarkan saya menyentuhmu di dalamnya. Kamu beli di mana ini?"
"Clara yang belikan untuk saya," jelaskan saya saat berjalan mendekatinya.