Jeritan Kehilangan - Bagian【4】

Kami tidak punya banyak waktu, kita harus bergegas, akan terlihat buruk jika kita terlambat menyapa tamu. Itu bukanlah perilaku tuan rumah yang pantas seperti yang sering dikatakan ibuku.

Dua lengan besar berotot mengelilingi pinggangku, meremas saya dalam cengkeraman yang menghimpit dari belakang sambil menarik saya ke dada yang hangat dan padat dan saya berteriak kaget. "Kamu terlambat, Sayang." Dia menggerutu di telingaku dengan nada menegur napasnya yang membara menyentuh pipiku membuatku gemetar di lengannya yang meningkatkan panas dagingku.

"Saya sibuk dengan persiapan terakhir," saya terengah-engah dengan desahan yang membutuhkan pelan meninggalkan mulut saya saat telapak tangannya yang menyala-nyala menyusur ke perutku hingga menetap di atas memekku yang basah kuyup.