Dia menggeram pada saya dan melilitkan tangannya di sekitar leher saya sebagai peringatan, feromon Alfa nya memaksa saya untuk menyerah tetapi tidak mempengaruhi saya. "Kita sudah selesai. Aku akan berhenti mencintai kamu saat ini juga dan aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu lagi." Saya berteriak seiring emosi menguasai saya.
"Keputusan itu bukan milikmu untuk ditentukan. Hatimu sudah jadi milikku seperti hatiku milikmu dan saya tidak berniat mengembalikan hatimu, Sayang. Mainkan permainanmu yang kekanak-kanakan tetapi aku tidak akan menjadi bagian darinya." Saat ia memanggil nama kesayangan saya, itu tidak memiliki kelembutan yang biasanya ada tetapi sebuah kepahitan yang membekukan hatiku.