Juliette bersandar di tempat tidur dan memerintah, "Pijat kepalaku."
Jovanny dengan patuh berjongkok.
Dia adalah pria kekar, dan dia memijat kepala Juliette dengan lembut.
Walaupun Jovanny lahir di Pulau Bayangan, dia rapi, yang tidak biasa bagi Pria Pengorbanan.
Dia selalu bersih dan segar, dan tidak berbau keringat busuk.
Lagipula, dia berbulu, yang membuatnya terlihat sangat maskulin.
Setelah dipijat sebentar, Juliette merasa tidak puas. Dia membutuhkan lebih banyak lagi.
Akhir-akhir ini dia memiliki keinginan yang kuat, dan dia bertanya-tanya apakah itu karena hormon.
Juliette membuka bibir merahnya sedikit saat dia melihat Jovanny dan memberi sinyal, "Turun sedikit."
Jovanny langsung mengerti. Dia memindahkan tangannya yang kasar ke tulang selangkanya dan memijat ke bawah.
Juliette terangsang di bawah tangan kasar itu.
Dia menyipitkan matanya dan berdesah lembut, "Lebih keras..."
Mata Jovanny semakin dalam. Melihat wanita menggoda itu, dia terbakar oleh keinginan.