Bab 90 Kemarahan yang Ditinggalkan

Sudut Pandang Klay

"EMILY!" Aku berteriak marah setelah aku masuk ke kondonya. Aku menemukannya duduk di sofa sambil minum anggur dan makan pizza.

"Apa yang sudah kau perbuat?" Aku menggeram pada Emily dan menendang meja kopi. Meja itu terbalik dan pizza itu berserakan di lantai.

Matanya mengekor makanannya sebelum menatapku lagi. Dia menjilat bibirnya ketika dia memandangku dengan mata kosong.

"Apa?"

Aku menggertakkan gigi. "Kau membuat siasat dan membuat kita punya perjanjian pranikah?"

Alisnya melonjak saat dia memiringkan kepala dan senyum mengejek terbentuk di bibirnya. "Kau sudah menyadarinya, huh?"

Aku memegang rahangnya dan menekan jari-jariku di pipinya sambil menatapnya tajam. "Kau pikir aku tidak bisa mendapatkan kekayaanmu karena itu? Tidak ada yang bisa menghentikanku. Bahkan hukum sekalipun."