Bab 154 Gairahnya 38

"Uh, Ethan," aku mendesah saat merasakan nafas manisnya di leherku, yang tidak lagi berbau seperti serigala, tetapi seperti aroma yang biasa kulakukan darinya. Itu adalah aroma kotor dan maskulin yang membuatku mengerang saat itu menyalakan api pada serigala saya dan tubuhku.

"Aku sudah menunggu ini terlalu lama, sangat lama sekali!" dia menggeram, gigi tumpulnya menggigit leherku saat dia menekan tubuhnya kepadaku.

Mataku melebar sendiri saat

Aku merasakan betapa terangsangnya dia di kulitku, dan karena kami berdua telanjang, aku bisa merasakan setiap bagiannya. Jujur, itu sedikit menakutkanku, tapi aku tahu dia akan menjagaku, dan dengan begitu rasa takut yang sebelumnya kurasa cepat hilang dari tubuhku saat aku menyerap sensasi yang dia berikan padaku. Itu adalah kenikmatan, kesenangan yang murni dan lengkap.