Babyauthor

PERINGATAN!
BUKU INI BERISI ADEGAN PANAS DI SETIAP BAB, JIKA ANDA BERUSIA DI BAWAH 18 DAN ANDA MERASA TIDAK AMAN UNTUK MEMBACA BUKU EROTIK, MOHON JANGAN DIBACA. MENGANDUNG KONTEN SEKSUAL TINGGI!... BAGI YANG INGIN MELANJUTKAN, SILAKAN KARENA ANDA AKAN BENAR-BENAR MENIKMATINYA, INI LAYAK!

(18+) "Tolong dokter, tolong entot aku tolong". Ann memohon.

Tangannya diborgol di bawah lututnya yang membuat kakinya tergantung di udara.

Marcus mengamati vagina Ann yang terbuka lebar untuk matanya yang lahap. Penisnya mengeras dan berusaha membebaskan diri dari celananya tetapi dia mencoba menekan hasratnya saat dia menatap pintu masuk yang basah dengan nafsu di matanya.

"Tolong sentuh saya dokter, tolong sentuh saya di sana dokter itu sakit sekali....". Ann memohon, dia mencoba menyentuh vaginanya tetapi borgol di pergelangannya mencegahnya.

Marcus tersenyum, dia berjalan ke tempat tidur di mana Ann berada di tepi tempat tidur dan mendekat. Wajahnya, menghadap vagina Ann yang bengkak saat dia mempertahankan kontak mata langsung dengan pintu masuk Ann yang basah kuyup.

INI HANYA AWAL DARI "DOKTER SEKS"

MAU BACA LEBIH BANYAK??? SILAKAN LANJUTKAN...
*
Cek juga buku panas saya yang baru: Si Jalang Kecil Kotor Mafia(18+)
Buku ke-2 dari dokter seks (SUBMISSIFNYA)18+: Submissif Miliuner

DOKTER SEKS (SUBMISIFNYA)18+

"Bagaimana tadi???" Tanya Diego sambil mengertakkan gigi.


"Apa yang salah Diego? Kamu baik-baik saja?" Tanya Rocco dengan nada suara penuh kekhawatiran.


Diego terkekeh dengan sinis, "Jangan pura-pura kau tidak tahu telah mengirim video sialan itu ke pacarku!!!" Teriaknya.


Rocco tertawa keras beberapa detik sebelum berbicara, "Kamu masih menyebutnya pacarmu?" Tanyanya.


"Ya Rocco! Aku mencintainya!!!" Diego menyela dalam pembicaraannya.


"Tapi kamu selingkuh darinya." Rocco menambahkan dan Diego mendesah keras karena frustrasi.


"Itu karena kau membuat aku melakukannya, kau membuat aku tidur dengan wanita jalang itu di kamar hotel." Diego setengah berteriak ke telepon.


KAMI MENIDURI SEORANG WANITA (2)