Emily merasa tidak bisa mengucapkan kata-kata itu. Bukan karena dia tidak ingin; dia terlalu malu.
Pak Setan tampak sedikit kecewa, tetapi dengan lembut meremas tangannya. "Tidak usah terburu-buru. Aku bisa menunggu."
Dia menyalakan lampu di kamar, seketika menerangi ruangan dengan terang.
Emily menatap wajahnya yang bertopeng, ragu-ragu. "Kita tidak perlu menyalakan lampu. Aku sudah terbiasa."
Pak Setan menjawab, "Aku juga telah terbiasa dengan kegelapan, tetapi sekarang aku ingin mengalami cahaya."
"Tetapi memakai topeng di dalam kamar pasti tidak nyaman," kata Emily. "Mari kita matikan lampu. Lagipula, hanya seminggu. Aku bisa menunggu."
Dia mematikan lampu, dan kamar kembali menjadi gelap gulita.
Pak Setan memegang tangannya, berdiri tepat di depannya.
Dalam kegelapan, tangan Emily secara bertahap menemukan topeng putih di wajahnya dan bergerak untuk melepaskan tali di belakang kepalanya. Dia melepas topeng itu.
Dia bisa merasakan napas Pak Setan menjadi lebih berat.