Kamar 2307, 372, Tolong

Pria yang berdiri di meja resepsi hotel itu tidak diragukan lagi sangat mencolok.

Fitur-fitur tajamnya, ditambah dengan aura yang dingin, menciptakan rasa jarak, seolah-olah dia memancarkan energi yang tak terjangkau. Meskipun dia tidak memakai pakaian formal, sweter kasmir berwarna krem yang dipadukan dengan kemeja biru tua yang dalam dan celana korduroi memberikan kesan elegan. Jam tangan olahraga yang ramping menghiasi pergelangan tangannya, dan sepatunya adalah sepatu lari terbaru dari merek terkenal.

Jelas, dia adalah seseorang yang menghargai gaya hidup aktif.

Miranda tak bisa berhenti memperhatikannya. Pandangannya bertahan sedikit terlalu lama, menarik perhatian pria itu. Dia memalingkan kepala dan menatap langsung ke arah Miranda. Sejenak, rasanya dia tidak hanya melihat Miranda tetapi seolah-olah mencari seseorang lain di dalam tatapan Miranda.