Emily dan Pak Setan duduk berhadapan di ruang tamu, masing-masing memegang cangkir kertas di tangan.
Pak Setan minum dengan penuh kehati-hatian, meniup cairan panas itu sebelum menyeruputnya perlahan dan dengan sengaja.
"Masakanmu sangat enak. Rasanya benar-benar lezat," ia memuji.
Emily memberikan senyum yang sederhana. "Terima kasih. Tapi ini belum sempurna. Di sini, di Roma, sulit untuk menemukan jahe segar. Ketika aku membuat bubur babi, aku biasanya menambahkan beberapa irisan jahe untuk menghilangkan bau dan sedikit lada untuk memberi rasa. Rasanya akan lebih nikmat seperti itu."
Pak Setan tampak tertarik. "Apakah itu cara yang selalu kamu pakai untuk membuat bubur? Atau itu cara khas di kampung halamanmu?"
Emily terkekeh ringan. "Itu hanya caraku membuatnya. Aku yakin para koki di restoran memiliki metode mereka sendiri, dan masakan mereka jauh lebih baik daripada milikku."