Bab 148 Nikmati Selagi Bisa.

Raut lega di wajah Gabriel mengatakan pada Leonica semua yang perlu ia ketahui.

Dia memang bahagia, begitu bahagia sehingga senyum halus menghiasi bibirnya, hal ini membuat Leonica bertanya-tanya dalam hati, apakah pengampunannya lebih berharga daripada jutaan rupiah.

Apakah dia merasa begitu bersalah atas semua yang telah dilakukannya? Meski dia tidak mengingat semuanya?

Apakah dia memang Gabriel yang sama yang tiba-tiba mulai menyiksanya? Atau apakah dia akan tetap menjadi Gabriel ini, versi dirinya yang dulu dicintai Leonica?

Menggelengkan kepalanya, dia mengabaikan pikiran tersebut. Dia tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu, tidak sekarang.

"Sekarang setelah kita selesai," kata Leonica. "Tentang kontrak,"

"Aku akan memanggil pengacaraku," kata Gabriel, mengeluarkan ponselnya dan menelepon kantor pengacaranya.

Leonica memperhatikannya saat dia berbicara, dan tidak bisa tidak menyadari kelembutan di nada suaranya dan sikap santainya.