Lonceng yang tergantung di atas pintu berdenting saat dia masuk.
"Halo, selamat datang di Chams Flowery. Ada yang bisa kami-," Floris yang bertugas terhenti ketika dia berpaling dari pekerjaannya dan matanya mendarat pada pria tampan yang baru saja masuk.
Rambut hitam keabu-abuannya diikat rapi di atas kepala, mata abunya yang tajam memindai sekeliling dan janggut tipis di garis rahangnya menunjukkan bahwa ia sudah lama tidak mencukur. Tapi dengan balutan mantel cokelat muda, kaus kura-kura hitam dan celana setelan dengan warna serasi, semua bunga di sekitarnya menjadi pucat dibandingkan dengan kecantikannya.
"Selamat malam," sapa dia, dengan senyum kecil, hampir tidak terlihat di wajahnya.
Mulut si floris menjadi kering.
"Ah, selamat malam." Dia berhasil melontarkan. "Ada yang bisa kami… saya bantu?"
"Saya datang untuk mengambil buket. Saya sudah memesan sebelumnya."
"O-oh tentu saja. Siapa nama anda, Pak?"
"Gabriel. Gabriel Bryce."