99 — Tunangannya?

Bergerak melintasi jalan beraspal, kereta emas warna berhenti. Kusirnya bergegas membukakan pintu untuk Sintia sementara Lucian membuka pintu. Kemudian dia berjalan di depan gadis muda yang masih duduk di kursinya dan meraih tangannya.

Mengambil tangannya, Sintia keluar dari kereta.

"Semoga harimu menyenangkan, Yang Mulia," si kusir membungkuk, sambil mengawasi pasangan itu berjalan menuju kuil.

Kuil itu dicat putih seakan tertutup salju. Terdapat kolom besi lengkung perak besar yang mengelilingi tiang-tiangnya. Patung dewa-dewa diukir di depan bangunan, bersama dengan mata air yang terus mengalirkan air.

Sudah lama sejak terakhir kali saya melihat kuil ini...