124 — Kebenaran yang Tak Diketahui?

Ruang makan di rumah agung ini adalah karya agung yang mewah dan elegan. Gantungan lampu yang berkelap-kelip menyebarkan cahaya hangat ke atas meja mahoni yang mengkilap, sarat dengan bermacam-macam hidangan lezat. Lilith duduk dengan anggun di salah satu ujung, gaun merahnya melekat di tubuhnya seperti api yang menyala, matanya yang gelap terlatih dengan tajam pada Lucian, yang menempati kursi di seberang. Di antara mereka, ketegangan terasa nyata, meski terselubung di bawah percakapan sopan dan gemerincing perak.

Lilith condong ke depan, suaranya bisikan lembut. "Kamu diam saja malam ini, Lucian. Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"