Begitu segel itu terpecah, medan perang makin memanas tiap detik, Sintia memusatkan perhatiannya kepada iblis yang masih berdiri.
Tangannya terangkat saat dia memanggil kekuatannya, mana-nya mengalir keluar dalam lonjakan energi yang cemerlang, persis seperti yang diinstruksikan Edric kepadanya.
Perlahan, iblis yang bentuk asli mereka hanyalah bayangan yang terdistorsi menjadi figur-figur mengerikan, mulai meronta dan berteriak saat cahaya pembersihan melahap mereka.
"Hilang!" teriak Sintia, suaranya tajam dan mengomando.
Para ksatria, termotivasi oleh kehadirannya, maju dengan pedang mereka, memotong para monster saat bayangan mereka terurai menjadi kabut gelap.
Manusia, yang sebelumnya hanya pembuluh bagi iblis, roboh ke tanah, tubuh mereka tak lagi dikendalikan oleh kekuatan gelap.
Arlot bergerak di depan Sintia dan Lucian, menarik perisai disekitar mereka untuk melindungi dari bahaya yang mendekat.