Dokter itu merasakan perubahan sikapnya dan menyadari kesalahannya. Dengan mengangguk, dia segera meminta maaf. "Saya mengerti. Mohon maaf, Tuan Foster, saya tidak seharusnya menebak sendiri." Dia lalu berhenti sejenak sebelum melanjutkan dengan nada profesional, "Namun demikian, dia sekarang dalam kondisi baik dan seharusnya akan pulih dengan baik. Jangan khawatir, kami sudah mengurusnya."
Ryan memberikan anggukan singkat, namun rahangnya masih mengeras. Jika itu terjadi sebelumnya, ia akan dengan mudah mengabaikan kesalahpahaman kecil semacam itu. Namun dengan kejadian-kejadian baru-baru ini yang bertubi-tubi terjadi, dia tidak bisa lagi mengabaikannya.
Terutama sekarang, ketika dia akhirnya bisa melihat ada permainan kotor seseorang. Bagaimana mungkin dia begitu bodoh untuk tidak menyadarinya sebelumnya? Bagaimana mungkin dia begitu ceroboh ketika segalanya ada tepat di depan matanya?