"""
Kata-kata Arwen itu membekukan Ryan sejenak. Dia tidak bisa bereaksi. Bukan peringatan dalam kata-kata dan nada suaranya yang membuatnya terkejut. Melainkan keengganan dalam sikapnya yang mengejutkannya. Seperti bahkan kehadirannya membuatnya merasa tidak nyaman.
Apakah dia selalu seperti ini?
Dia tidak bisa membela diri karena dia tidak pernah peduli untuk memperhatikannya di masa lalu. Dia pernah tinggal bersamanya di tempat tertutup, seperti kamar tidurnya, beberapa kali. Setiap kali, dia selalu membuatnya tahu betapa dia membenci kehadirannya di sana. Namun, baru hari ini dia menyadari bahwa mungkin selama ini dia juga merasakan hal yang sama tapi tidak pernah membuatnya merasakannya.
Realisasi itu menghantamnya lebih keras dari yang dia duga. Tapi saat ini, hanya itu saja yang tidak menyakitinya. Pikiran tentang orang lain yang membuatnya tidak aman—pikiran bahwa mungkin ada seseorang yang bersikap tidak menyukainya seperti itu.