Saya paling peduli dengan suami saya.

"Suami," Arwen mulai berbicara, perlahan membentuk senyum dipaksakan di bibirnya, "kamu membuatku takut."

Aiden menatapnya, seakan terhibur. Dia dengan santai mengambil gelas air minumnya. "Oh ya?" dia bertanya sambil menyesap sebelum berkata, "Tapi aku hanya menanyakan sebuah pertanyaan sederhana. Bagaimana sebuah pertanyaan bisa menakutkanmu seperti itu?"

Dia menelan ludah. Tentu saja, dia hanya bertanya. Tapi haruskah dia membuat sebuah pertanyaan sederhana terdengar begitu kelam dan berbahaya?

"Ini hanya sebuah pertanyaan sederhana," Aiden berkata lagi. "Tidak seharusnya sulit untuk dijawab, kan?"

Walaupun dia tahu bahwa dia tidak melupakannya dengan sengaja, dia tidak bisa mengabaikan bahwa dia telah menjadikan pria lain bagian penting dalam hidupnya, padahal seharusnya itu adalah dirinya.

Dia tidak bisa menyimpan dendam terhadapnya. Tapi dia adalah orang yang pendendam dan dia tidak akan membiarkan siapa pun lolos jika mereka pernah mencoba untuk merebutnya dari dirinya.