Meski dia telah bertanya, dia tidak menunggu jawabannya. Sudah berpaling, dia berjalan kembali ke meja kopi untuk mengambil ponselnya. "Saya akan menelepon dan memberitahunya sekarang. Beri saya sebentar," katanya, siap mendial nomor.
Namun sebelum dia sempat menekan tombol panggil, Aiden dengan lancar mengambil ponsel dari tangannya. Dia berdiri di belakangnya jadi saat dia merenggutnya, dia tidak melihat reaksinya.
Arwen tidak berpaling, juga tidak berusaha mengambil kembali ponselnya. Dia hanya menutup matanya, seolah-olah menenangkan diri dari emosi yang tidak ingin dia tunjukkan.
"Apa yang sedang kamu lakukan, Aiden?" dia bertanya, suaranya bernada lelah yang tenang. "Biarkan saya menelepon sekarang. Atau, nanti akan terlihat tidak baik untuk menolak."
"Kamu tidak perlu menolak," kata Aiden, suaranya tenang namun tegas. Dia membungkuk ke depan dan meletakkan ponsel itu kembali di atas meja, keberadaannya masih terasa di belakangnya.